February 26, 2012

Analisis Contoh Kasus Abnormal (2)

Hallo! Kali ini saya akan mencoba untuk menganalisis kasus lagi yang tentunya berkaitan dengan psikologi abnormal.

CASE 2

Seorang mahasiswa (M) mengeluh tentang nilainya yang tidak memuaskan, padahal ia sudah belajar secara intensif. Teman-temannya yang tidak belajar dan menyontek justru mendapat nilai lumayan. M seringkali bertanya dalam dirinya apakah ia lebih baik menyontek saja karena menurut M menyontek adalah hal yang sudah umum.

Berdasarkan kasus diatas jika dianalisis menurut ciri-ciri perilaku abnormal dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Disfungsi Psikologis
-      Disfungsi Kognitif: --- tidak terlihat mengalami gangguan ---
-      Disfungsi Afektif: M terlihat mengeluh terhadap nilainya yang tidak memuaskan.
-      Disfungsi Psikomotorik: --- tidak terlihat mengalami gangguan ---

2.      Distres
-      Secara Fisik: --- tidak terihat merusak fisik sendiri ---
-      Secara Psikologis: --- tidak terlihat merusak psikolgis sendiri ---

3.      Respon Atipikal
Munculnya pandangan dalam diri M bahwa lebih baik dia mencontek saja agar bisa mendapatkan nilai yang lebih baik dan lingkungan disekitarnya pun menganggap mencontek sudah merupakan hal yang umum.

Berdasarkan contoh kasus diatas dapat saya simpulkan bahwa M termasuk kedalam perilaku yang masih normal, karena hanya sedikit ciri yang mengarah kepada perilaku abnormal, hanya pada disfungsi afektif berupa perasaan mengeluh terhadap nilai yang didapatnya dan pandangan bahwa dia ingin mencontek saja karena sudah menjadi budaya umum dilingkungannya.

Demikianlah salah satu contoh kasus yang bisa saya analisis, semoga bermanfaat :))

Analisis Kasus Pembunuhan Mujianto

Hallo! Kali ini saya akan mencoba untuk menganalisis dari suatu kasus yang sedang marak diperbincangkan dimedia dan khalayak umum. Berdasarkan kasus tersebut akan saya kaitkan tentunya dengan teori psikologi abnormal. Dan kasus yang akan saya bahas disini adalah “kasus mengenai pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang gay yang bernama mujianto”. Untuk lebih jelasnya akan saya sajikan sedikit beritanya dibawah ini :D

Kasus Pembunuhan oleh Mujianto
Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mujianto (MJ) dari Nganjuk yang diduga adalah seorang gay saat ini menjadi perbincangan dimana-mana. Koran, majalah, surat kabar bahkan stasiun televisi telah menempatkan berita ini menjadi headline berita mereka. Kisah pembunuhan yang mirip dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan ini telah menelan korban minimal 15 orang sampai saat ini. Korban masih dimungkinkan akan bertambah mengingat kasus ini belum selesai sampai saat ini dan para tersangka terus bertambahn sejak Mujianto ditangkap beberapa waktu yang lalu.

Aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Mujianto telah dimulai sejak 2011 dengan alasan karena cemburu, karena para korban pembunuhan adalah merupakan orang dekat pasangan sesama jenisnya (gay). Dalam melakukan aksinya, Mujianto menggunakan racun tikus yang dimasukkan ke dalam makanan maupun minuman. Bahkan tak hanya itu saja, menurut pengakuannya, Mujianto juga menyodomi para korbannya juga.

Pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mujianto bisa terkuak ke permukaan setelah dua korban yang selamat melaporkan kejadian yang baru saja menimpa mereka kepada pihak yang berwajib yaitu M Faiz dan Sumartono. Keduanya menceritakan kepada polisi mengenai pelaku yang belakangan diketahui adalah Mujianto (24) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Mujianto yang menjadi tersangka pun kemudian ditangkap di rumah JS di Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Nganjuk, Jatim, pada Selasa malam 14 Februari 2012. Dan setelah penangkapan, diketahui bahwa Mujianto adalah seorang penyuka sesama jenis atau gay. JS yang dalam hal ini merupakan majikan Mujianto sekaligus menjadi kekasihnya. JS sendiri pernah menikah dengan seorang perempuan pada tahun 1992-1996 namun tidak dikaruniai anak.

Salah satu warga yang merupakan tetangga JS mengungkapkan bahwa pada awalnya Mujianto merupakan PRT di rumah JS. Tapi akhirnya mereka berpacaran. JS sebagai perempuannnya, sedangkan MJ sebagai lelakinya. Keduanya sudah menjalin kisah asmara sesama jenis selama dua tahun, sejak 2011. Namun, di tengah perjalanannya, tersangka MJ cemburu karena JS diketahui memiliki banyak pacar yang juga pria.

Karena dibakar api cemburu, MJ nekat mencari tahu nomor ponsel pacar-pacar JS melalui handphone milik JS. MJ kemudian menghubungi korban-korban yang menurutnya pacar atau teman dekat JS. Dihubungi dan diajak ketemuan di suatu tempat di Nganjuk, diajak mutar-mutar. Lalu dikasih makan dan minum yang sudah diracuni, racun tikus timex.

Setelah korbannya pingsan, MJ kemudian menitipkan para korban kepada masyarakat setempat dengan alasan akan mencari pertolongan medis dan kemudian dia menghilang. Dari 6 korban (Ahyani 46 tahun, Romadhon (55), Sudarno alias Basori (42) dan seorang lagi belum diketahui identitasnya, pria berusia 32 tahun) yang diracun pada tahun 2012, hanya dua yang masih hidup yakni, M Faiz dan Sumartono dan keterangan kedua korban itulah kasus pembunuhan yang dilakukan MJ terkuak.

Tidak hanya tahun 2012. Dari keterangan tersangka diketahui, aksi pembunuhannya dilakukan sejak tahun 2011. Pada 2011 korban yang diracuni sebanyak 9 orang dan belum diketahui semua bagaimana nasibnya. Yang pasti korban tewas yang saat ini tercatat di kepolisian ada 4 orang.


Fakta lain terkait mujianto
Mujianto dikenal sebagai lelaki desa dengan pribadi yang pendiam, kalem dimata tetangganya yang tanpa disangka ia adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Lelaki tamatan sekolah menengah pertama (SMP) itu semasa sekolah diketahui tidak memiliki kelainan penyuka sesama jenis, ia bersikap layaknya bocak laki-laki pada umumnya. Putra angkat pasangan Parni dan Winarti itu terlihat seperti lelaki normal pada umumnya. Namun, pria berusia 24 tahun itu diketahui memiliki kegemaran memasak dan menyanyi yang jarang disukai kaum laki-laki. Menginjak dewasa, Mujianto ingin mandiri memiliki pekerjaan sendiri. Ia lalu bekerja menjadi pembantu di sebuah rumah di Nganjuk. Majikannya itu memiliki grup organ tunggal dan kerap mengajak Mujianto ikut manggung setiap ada acara pernikahan tetangganya. Keinginan mujianto untuk menjadi pembantu pada awalnya karena ia di iming-imingi diberikan motor oleh majikannya sehingga ia bekerjalah disana dan sejak dia bekerja menjadi pembantu, namun ternyata dia tidak mendapatkan motor tersebut. Ia mengakui disitulah ia mulai menjadi gay saat berhubungan dengan majikannya. Sampai saat ini orangtua angkat Mujianto masih terpukul dan belum bisa berkomentar terkait kasus yang menyangkut anaknya tersebut. 

Beberapa pandangan terkait dengan kasus mujianto
Widodo Budidarmo (Ketua Arus Pelangi yang mewadahi kaum gay dan lesbian) menjelaskan kasus pembunuhan yang dilakukan Mujianto bukan akibat rasa cemburu yang berlebihan dari kaum gay, melainkan lebih karena kriminal murni. Selain itu dari hasil pemeriksaan sementara, ternyata tidak ada yang aneh dari perilaku tersangka saat pemeriksaan, kecuali perubahan perilaku.

Sementara psikolog forensik A. Kasandra menilai aksi pembunuhan berantai yang dilakukan Mujianto tidak terkait dengan orientasi seksualnya yang menyukai sesama jenis. Kesadisan Mujianto dalam membunuh korbannya, menurut Kasandra, justru timbul dari kesalahan pola asuh sejak kecil yang akhirnya mencetak kepribadian seseorang.

Menurut ahli psikologi forensik Universitas Surabaya, Yusti Probowati. Berdasarkan teori psikologi, Mujianto disebut memiliki kecenderungan psikopat dan antisosial sehingga sikapnya cenderung tidak mengikuti aturan-aturan yang ada. Seseorang yang masuk dalam ketegori psikopat cenderung tidak mengikuti aturan yang ada dan memiliki egosenteris yang sangat tinggi. "Pasti ada yang salah dari masa kecil dia sehingga aturan itu tidak dipahami secara baik" kata Yusti. Sifat egosentris yang dimiliki oleh Mujianto membuat dirinya sering merasa tergangggu dengan kondisi yang tidak cocok dengan dirinya, termasuk dengan rasa cemburu yang besar. "Egosentrisnya tinggi yang menyebabkan dia melakukan hal yang di luar batas. Itu yang terjadi”. Sebagai seorang psikopat, Mujianto dinilai tidak mempunyai rasa empati. Yusti menyebut masalah yang dihadapi oleh Mujianto berada pada dirinya sendiri, bukan dari lingkungannya. "Yang intinya dia sendiri agak sulit menerima yang melukai dirinya".

Berdasarkan pandangan diatas, terdapat hal lain yang mendukung bahwa motif pembunuhan ini bukan hanya karena faktor kecemburuan, tetapi juga ada kaitannya dengan masalah hutang piutang, berdasarkan laporan yang ada bahwa mujiono selain membunuh para korbannya juga mengambil harta benda yang dibawa oleh korban, fakta ini didukung oleh kesaksian penjual handphone yang beberapa kali membeli barang dari mujiono.

Kini Mujianto dijerat dengan pasal 338 Jo 340 Jo 378 Jo 372 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan hukuman sebelas tahun penjara.

Referensi






Berdasarkan kasus pembunuhan mujianto diatas apakah mujianto termasuk kedalam perilaku normal atau abnormal?

Disini saya akan mencoba sedikit menganalisis berdasarkan ciri perilaku abnormal yang sudah saya dapatkan:

1.      Disfungsi Psikologis
-          Fungsi kognitif: mujianto sudah tidak dapat berpikir secara jernih bahwa membunuh itu suatu kesalahan dan melanggar hukum sehingga dia melakukan pembunuhan berulang-ulang.
-          Fungsi afektif: mujianto merasa cemburu karena banyak lelaki lain yang berhubungan dekat dengan pasangan gaynya. Faktor lain karena mujianto merasa kecewa joko tidak memenuhi janjinya memberikan dia motor sehingga dia menumpahkan rasa kecewanya kepada orang yang memiliki hubungan dekat dengan joko dengan maksud lain mengambil harta korbannya tersebut. Selain itu mujianto terlihat seperti sudah tidak punya rasa empati sehingga dia berani dan tega untuk membunuh banyak orang.
-          Fungsi konatif: --- tidak mengalami gangguan, dapat berfungsi dengan baik ---

2.      Distres
-          Secara fisik: --- tidak ada perilaku yang ditunjukan untuk merusak fisik sendiri –
-          Secara psikologis: --- tidak ada perilaku yang ditunjukan untuk merusak psikologis sendiri ---

3.      Respon Atipikal
Pandangan keluarga yang merasa malu terhadap sikap hal yang dilakukan mujianto. Pandangan orang disekitar yang akan memandang rendah keluarga mereka dan berpotensi untuk dikucilkan bahwa mujianto bisa tidak diterima didalam lingkungannya. Selain itu karena masalah ini sudah menjadi pembicaraan umum banyak sekali orang yang akan mengecam perbuatan mujianto ini. Dan hukuman yang dia dapatkan dari perilakunya ini berupa hukuman penjara.

Setelah saya menganalisis berdasarkan ciri abnormal yang saya ketahui makan saya menyimpulkan bahwa perilaku mujianto masih tergolong normal walaupun mengarah kepada perilaku abnormal karena dia tidak memiliki semua ciri yang menujukan perilaku abnormal walaupun sebagian besarnya sudah.

Demikian yang bisa saya postingkan kali ini. Bila ada kesalahan bisa diperbaiki dan semoga bermanfaat :))

February 19, 2012

Analisis Contoh Kasus Abnormal


Hallo! Berdasarkan postingan saya sebelumnya yang membahas beberapa hal tentang psikologi abnormal, kali ini saya akan menampilkan 1 contoh kasus yang berkaitan dengan perilaku abnormal. Berikut ini adalah contoh kasusnya.

CONTOH KASUS
Ratna berusia 10 tahun seringkali mengeluhkan akhir-akhir ini melihat seorang anak perempuan kecil yg mengikutinya ke mana saja ia pergi. Ratna bahkan seringkali terlihat sedang bercakap-cakap dgn anak kecil tsb. Anak kecil itu seringkali memberitahu Ratna akan situasi-situasi bahaya yg akan dihadapi di depannya. Orangtua Ratna merasa takut dgn perilaku anaknya tsb. Orangtua Ratna sangat berharap perilaku anaknya akan berubah. Keluarga pernah membawa Ratna ke seorang Kyai dan beliau mengatakan bahwa Ratna memang memiliki kemampuan ‘indera keenam’ sehingga dapat melakukan interaksi dgn makhluk gaib.

Berdasarkan kasus tersebut apakah perilaku Ratna termasuk kedalam abnormal atau normal?

Saya mencoba untuk menganalisis kasus tersebut dengan menggunakan kriteria perilaku abnormal yang sebelumnya pernah saya tulis diblog ini.
Ciri-ciri tersebut adalah:

  1. Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva.
Pada ciri ini terlihat bahwa Ratna terdapat dikurva diluar rata-rata, karena tidak banyak orang yang memiliki kemampuan merasakan adanya keberadaan oranglain (anak kecil) yang sebenarnya tidak nyata terlihat, dan hanya Ratna yang bisa melihat dan Ratna juga seolah-olah bisa mengetahui apa hal-hal bahaya yang akan menimpanya.

  1. Unexpectedness
Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi.
Berdasarkan ciri yang kedua jika kita melihat pada kasus diatas Ratna pun memiliki kecenderungan merespon yang tidak diharapkan, seperti berbicara dengan anak kecil tersebut yang sebenarnya tidak dapat dilihat orang lain dan cenderung terlihat Ratna berbicara seorang diri.

  1. Personal distress
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.
Dalam kasus ini Ratna mengeluhkan bahawa dia merasa terganggu dengan kemunculan anak kecil perempuan tersebut. Dan ketakutan pun bukan hanya dirasakan Ratna tetapi orangtuanya pun merasa resah dengan keadaannya tersebut.

Setelah dilakukan analisis kasus berdasarkan beberapa ciri-ciri diatas, saya dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku Ratna termasuk kedalam abnormal.

Postingan diatas merupakan analisis tugas saya, setelah dibahas dimata kuliah abnormal bersama dosen saya, ada beberapa hal yang harus saya ralat.
Berdasarkan contoh kasus diatas ternyata Ratna termasuk kedalam perilaku yang normal, kemampuan dirinya bisa melihat anak kecil dan bisa mengetahui adanya bahaya merupakan anugrah yang dia dapat dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kelebihan tersebut tidak dapat diklasifikasikan kedalam perilaku abnormal.
Maaf atas kekeliruan saya terhadap postingan sebelumnya dan semoga bisa menjadi pembelajaran untuk semua :)

Demikianlah yang bisa saya bagi kali ini, semoga bermanfaat dan maaf bila ada kesalahan dalam penjabaran kali ini, jika ada ketidaksesuaian silahkan tinggalkan saran dan komentarnya. Terimakasih :))

Resume Kuliah PSIKOLOGI ABNORMAL

hallo! kali ini saya akan mempostingkan hasil kuliah pertama saya dikelas PSIKOLOGI ABNORMAL :)

      Berdasarkan materi kuliah yang saya dapatkan dari dosen saya, saya akan menjabarkan sedikit perbandingan mengenai kajian perilaku normal dengan perilaku abnormal. Dapat dilihat didalam tabel dibawah ini.

NORMAL
ABNORMAL
Dikatakan normal apabila individu dapat menjalani kehidupannya dengan baik.
Dikatakan abnormal jika individu memiliki gangguan pikologis seperti contohnya: withdrawal, rasa cemas berlebihan, rasa takut berlebihan.
Menjalani peran kehidupan
(keberfungsian psikologis).
Tidak dapat menjalanu perannya  dengan baik (disfungsi psikologis).
Dikatakan normal berdasarkan respon (standar) masyarakat keseluruhan secara umum.
Dikatakan abnormal karena tidak sesuai dengan respon (standar) masyarakat secara umum.

Abnormal dapat terbagi 2 berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

1.      Abnormal superior      : suatu keadaan dimana kemampuan yang dimiliki oleh individu berada di atas standar. Salah satu contohnya pada individu yang memiliki IQ diatas 120 (genius).
2.      Abnormal inferior       : suatu keadaaan dimana kemampuan yang dimiliki oleh individu berada di bawah standar.

   Demikian sedikit materi yang bisa sampaikan. semoga bermanfaat :))

PSIKOLOGI ABNORMAL


halloo! Kali ini saya akan menjabarkan salah satu cabang dari kajian psikologi yakni PSIKOLOGI ABNORMAL.


Apakah yang dimaksud PSIKOLOGI ABNORMAL? 


Berikut ini saya mencantumkan beberapa pengertian Psikologi Abnormal.


Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya. Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi terhadap gangguan mental (atau psikologis). (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).


Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa. (Kartini Kartono 2000: 25)


Psikologi abnormal atau psikopatologi didefinisikan sebagai lapangan psikologiyang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan. (Singgih Dirgagunarsa 1999: 140)


Dari definisi yang dinyatakan dengan kalimat yang berbeda tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian psikologi abnormal sebagai berikut.
1. Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari psikologi atau psikologi khusus.
2. Yang dibahas dalam psikologi abnormal adalah segala bentuk gangguan atau kelainan jiwa baik yang menyangkut isi (mengenai apa saja yang mengalami kelainan) maupun proses (mengenai faktor penyebab, manifestasi, dan akibat dari gangguan tersebut).


Manfaat mempelajari psikologi abnormal


Psikologi abnormal dipelajari dengan harapan dapat diperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk kelainan jiwa (jenis, gejala, penyebab, cara mencegah dan menanganinya, dst.). Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal tersebut diperlukan dalam bidang psikiatri dan bimbingan dan konseling. Khusus untuk konselor, dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai seluk beluk kelainan jiwa diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya pencegahan dan penanganan gangguan jiwa yang mungkin terjadi pada peserta didik.


Tinjauan psikologi abnormal berdasarkan sudut pandang tertentu


Berikut ini dikemukakan beberapa konsepsi mengenai abnormalitas menurut tinjauan tertentu (Maramis, 2005 : 94-100; Kartini Kartono, 1999 : 1-10).

1. Abnormalitas menurut Konsepsi Statistik
Secara statistik suatu gejala dinyatakan sebagai abnormal bila menyimpang dari mayoritas. Dengan demikian seorang yang jenius sama- sama abnormalnya dengan seorang idiot, seorang yang jujur menjadi abnormal diantara komunitas orang yang tidak jujur
2. Abnormal menurut Konsepsi Patologis
Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat simptom-simptom klinis tertentu, misalnya ilusi, halusinasi, obsesi, fobia,dst. Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak menunjukkan adanya simptom-simptom tersebut adalah individu yang normal.
3. Abnormal menurut Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi maslah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal.
4. Abnormalitas menurut Konsepsi Sosio-kultural Setiap masyarakat pasti memiliki seperangkat norma yang berfungsi sebagai pengatur tingkah laku para anggotanya. Individu sebagai anggota masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dan susila di mana dia berada. Bila individu tingkah lakunya menyimpang dari norma-norma tersebut, maka dirinya dinyatakan sebagai individu yang tidak normal.
5. Abnormalitas menurut Konsepsi Kematangan Pribadi Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Mitos dan fakta tentang perilaku abnormal
 

MITOS


FAKTA
·         Perilaku abnormal sangat aneh dan sangat berbeda dengan orang normal
·         Gangguan mental akibat adanya kekurangan dalam diri yang tidak teratasi

·         Gangguan mental dipengaruhi sihir atau magic
·            Penderita gangguan sukar dibedakan dengan orang normal
·            Setiap orang punya potensi dan kesempatan sama untuk terganggu dan bertingkah laku abnormal
·            Banyak orang-orang yang percaya Tuhan  terkena gangguan mental dan masyarakat kurang mengetahui pengetahuan ilmiah.


Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu perilaku abnormal, antara lain:

1.   Statistical infrequency
  • Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. 
  • Digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb.
  • Namun, kita jarang menggunakan istilah abnormal untuk salah satu kutub (sebelah kanan). Misalnya orang yang mempunyai IQ 150, tidak disebut sebagai abnormal tapi jenius.
  • Tidak selamanya yang jarang terjadi adalah abnormal. Misalnya seorang atlet yang mempunyai kemampuan luar biasa tidak dikatakan abnormal. Untuk itu dibutuhkan informasi lain sehingga dapat ditentukan apakah perilaku itu normal atau abnormal.

2.   Unexpectedness
  • Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.

3.   Violation of norms
  • Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi.
  • Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal.
  • Kriteria ini  mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal.
  • Walaupun kriteria ini dapat membantu untuk mengklarifikasi relativitas definisi abnormal sesuai sejarah dan budaya tapi kriteria ini tidak cukup untuk mendefinisikan abnormalitas. Misalnya pelacuran dan perampokan yang jelas melanggar norma masyarakat tidak dijadikan salah satu kajian dalam psikologi abnormal.

4.   Personal distress
  • Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.
  • Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan.
  • Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik.
  • Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.

5.   Disability
  • Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan.
  • Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual.

Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai PSIKOLOGI ABNORMAL. Semoga bermanfaat :))

first post :)

halloo! ini post pertama saya di blog ini. mulai hari ini sepertinya saya akan sering mengisi blog saya ini. selain alasan pertama yang memang untuk tugas tujuan blog ini untuk memberikan manfaat bagi yag membaca. blog ini akan berisikan seputar "edukasi masyarakan mengenai kesehatan jiwa", materi-materi kuliah yang saya dapatkan dan intinya akan lebih banyak materi psikologi yang saya sampaikan disini. semoga bermanfaat untuk yang membaca :))